Breaking
Sun. Feb 23rd, 2025

Tidak Perlu Menghormati Orang Mengaku Keturunan Nabi Jika Tidak Menjalankan Ajaran Rasulullah

Siber24jam.com – Oleh: KH Achmad Yaudin Sogir, 16 Juli 2024 Penghormatan terhadap keturunan Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu tradisi yang dijunjung tinggi dalam masyarakat Muslim. Namun, beberapa ulama menegaskan bahwa penghormatan tersebut seharusnya diberikan dengan syarat keturunan Nabi menjalankan ajaran dan tuntunan Rasulullah SAW.

 

Menurut sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda:

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ»

 

“Barangsiapa yang amal perbuatannya lambat, maka tidak akan dipercepat oleh keturunan (keluarga)-nya.” (HR. Muslim)

 

Hadits ini sering dijadikan dasar oleh para ulama dalam menyikapi penghormatan terhadap keturunan Nabi.

 

1,Imam Malik: Dalam kitab *Al-Muwatta*, Imam Malik menyatakan bahwa penghormatan kepada keturunan Nabi harus sejalan dengan perilaku dan akhlak mereka yang mencerminkan ajaran Islam. Jika keturunan tersebut tidak menjalankan ajaran Nabi, maka penghormatan khusus tidak layak diberikan.

 

2.Imam Syafi’i: Imam Syafi’i, dalam kitab *Al-Umm*, juga menekankan pentingnya perilaku dan amal perbuatan. Dalam pandangannya, meskipun keturunan Nabi memiliki kehormatan tersendiri, namun hal tersebut tidak otomatis memberikan mereka status istimewa jika mereka tidak menjalankan ajaran Islam.

 

3.Ibnu Taimiyah: Dalam kitab *Majmu’ al-Fatawa*, Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa penghormatan harus diberikan berdasarkan amal perbuatan seseorang, bukan semata-mata keturunan. Ia berpendapat bahwa siapapun yang tidak mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW tidak layak untuk dihormati hanya karena garis keturunannya.

 

Hadits dan pendapat ulama di atas mengajarkan bahwa penghormatan terhadap seseorang tidak hanya didasarkan pada garis keturunan, tetapi lebih kepada perilaku dan kepatuhan terhadap ajaran Islam. Ini merupakan pengingat penting bagi umat Muslim untuk selalu mengedepankan amal perbuatan dan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

 

Penghormatan terhadap keturunan Nabi Muhammad SAW memang memiliki tempat dalam tradisi Islam. Namun, seperti yang dijelaskan dalam hadits dan ditegaskan oleh para ulama, penghormatan tersebut seharusnya diberikan kepada mereka yang benar-benar menjalankan ajaran Rasulullah SAW. Dengan demikian, umat Muslim diajak untuk selalu menilai seseorang berdasarkan perilaku dan amal perbuatannya, bukan hanya berdasarkan keturunannya.

 

Dalam konteks sosial saat ini, penting bagi umat Muslim untuk memahami dan menerapkan ajaran ini, sehingga dapat menjaga nilai-nilai Islam yang sejati dan menghormati orang berdasarkan perilaku dan kepatuhan mereka terhadap ajaran agama.

 

Sebagai penguat argumen, berikut adalah ayat Al-Quran yang berkaitan dengan pentingnya amal perbuatan dan ketakwaan, bukan hanya keturunan:

 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Wahai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”** (QS. Al-Hujurat: 13)

 

Ayat ini menegaskan bahwa kemuliaan seseorang di hadapan Allah bukan didasarkan pada keturunan atau asal-usul, melainkan pada ketakwaan dan amal perbuatan mereka.

By Siber 24 Jam

Klik juga link medsos siber24jam.com di bawah

Related Post

WordPress Ads