Bogor, Siber24jam.com – Aktivis sosial dan lingkungan di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Ujang Ka’mun mengajak masyarakat mengelola sampah organik, salah satu caranya dengan makan secukupnya dan habiskan makanan. Hal itu bukan tanpa alasan, karena bertujuan untuk mengurangi sampah makanan.
“Hasil kajian dan penelitian, antara 30 sampai 40 persen sampah berasal dari sisa makanan. Kami mengajak masyarakat untuk menerapkan pola makan secukupnya dan menghabiskan makanan,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat (08/07/2022).
Sisanya antara 60 sampai 70 persen, kata dia lagi, merupakan sampah anorganik. Untuk itu, dirinya juga mengajak masyarakat untuk melakukan beberapa upaya dengan cara menggunakan alat-alat yang bisa digunakan berkali-kali seperti tempat makan, botol minuman, tas belanja dan lainnya dengan tujuan mengurangi sampah plastik yang sulit terurai.
“Sebelum memakai atau membeli barang, sebaiknya diperhitungkan secara matang apakah sampah nya nanti bisa didaur ulang apa tidak? Jika tidak, penting untuk memilah sampah-sampah dirumah antara yang organik dan anorganik,” imbuhnya.
Untuk mengolah sampah organik, lanjutnya, masyarakat bisa membuat lubang resapan biopori. Biopori ini dapat digunakan sebagai tempat membuang sampah organik yang bisa berguna untuk menyuburkan tanah.
Caranya dengan melakukan pelubangan terhadap beton dan semen berdiameter 10 sentimeter di halaman rumah.
“Biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dan di dalamnya terbentuk lubang-lubang kecil yang terbentuk karena aktivitas organisme. Lubang-lubang itu akan terisi udara dan menjadi tempat serapan air di dalam tanah yang bisa memperlancar jalur air yang meresap,” jelasnya.
Aktivis yang juga sebagai deklarator Formacip ini menambahkan, dalam proses alami, biopori adalah tempat lewatan aktivitas fauna di tanah seperti akar yang akan membentuk lubang di dalam tanah. Biopori menjadi salah satu cara mengurangi pembuangan sampah ke TPA. Apalagi sampah organik yang di TPA berbahaya karena menghasilkan gas metana ke udara.
“Jadi digali, dimasukkan situ (sampanya), ditutup. Itu ada bukaannya, sampah-sampah organik bisa masuk disitu,” tambahnya.
Lebih lanjut ia juga mengajak para pemuda untuk peduli dan sadar akan lingkungan karena saat ini mengalami krisis multidimensi. menurut dia, kesadaran pemuda di Ciawi dan sekitarnya belum optimal dibidang lingkungan. Salah satu langkah dengan cara bergabung dengan lembaga peduli lingkungan.
“Lingkungan yang saat ini hampir sekarat, membutuhkan pikiran dan tenaga dari para pemuda untuk bersama sama melawan para perusak lingkungan,” tandasnya.
Penulis : A.Rifai.S
Editor : E. Suwandana
-
Peduli Bencana Cibunian, Pemuda Pancasila PAC Ciawi Galang Donasi Bantuan
-
Organisasi Masyarakat Pemuda Pancasila Banten,Geruduk KP3B
-
Rudy Susmanto Jadi Calon Bupati Terpopuler di Kabupaten Bogor, Menurut Penelitian Siber24jam
-
Bicara dengan Tim Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan Jabar, Kabupaten Sukabumi Siap Terapkan Kurikulum Merdeka
-
Satgas Yonif 122/TS Berikan Pelayanan Kesehatan Keliling di Kampung Binaan
-
Anggota Pramuka Penggalang Ramaikan Jambore Cabang Kabupaten Bogor
Berita Lainnya
Tags: 2022, Air, Aktivis, ASN, bogor, Camat, IDI, IG, IKN, Jumat, Kabupaten Bogor, KRIS, MU, PAI, PAN, plastik, Rumah, sampah, uang, wartawan