Tanggamus, Siber24jam.com – Terkait dugaan enam proyek penampungan air yang berada di Kecamatan Cukuhbalak, dan Limau, Kabupaten Tanggamus, yang diduga asal jadi kini mulai terkuak.
Pasalnya, proyek pemerintah yang menggunakan anggaran uang rakyat itu disinyalir merupakan milik seorang pria berinisal BK yang tak lain suami dari Bupati Tanggamus, yakni Dewi Handajani.
Hal itu seperti yang disampaikan oleh narasumber terpercaya Siber24jam.com yang enggan disebutkan namanya.
Ia memastikan, bahwa keenam proyek penampungan air milik Pemkab Tanggamus diduga asal jadi itu merupakan proyek pesanan dari seorang eks Bupati Tanggamus sekaligus suami dari Bupati Tanggamus, saat ini.
Di mana, lokasi keberadaan proyek diantaranya berada di Desa Pampangan dan Desa Sakapukha, Kecamatan Cukuhbalak, dan Limau, Kabupaten Tanggamus, Lampung.
“Saya meyakini, kalau proyek tersebut sangat erat dihubungkan dengan suami dari Bupati Tanggamus, berinisial BK yang dikerjakan oleh pria bernama Anton selaku manajer pelaksana proyek atau keenam proyek penampungan air tersebut,” ujar pria yang mengaku sebagai pekerja proyek tersebut kepada Siber24jam.com, Minggu (19/06/2022).
Menurut dia, dalam pengerjaan proyek ini dirinya bersama Anton (Manajer Pelaksana Proyek) hanya sebatas mengurus proyek tersebut, akan tetapi apabila rekan bisnisnya itu saat ditanyai perihal dugaan proyek terkesan menghindar.
“Saya sama Anton ini yang mengurus proyek tersebut, kalau Anton sendiri selaku manajer pelaksana proyek. Tapi ketika ditanya masalah proyek itu pasti dia menghindar atau melawan,” bebernya.
Disisi lain, ketika hal ini konfirmasikan kepada Kepala Desa Padangkhatu, Kecamatan Limau, Irham mengaku, bahwa proyek tersebut semenjak dibangun airnya mengalir hanya sewaktu-waktu, akan tetapi banyak tidak mengalirnya.
“Pada hari Jum’at (17/6) kemarin, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Tanggamus, beserta timnya memberitahukan kepada saya bahwa mau ada perbaikan terkait proyek penampungan air yang berada di wilayah desa kami ini,” akunya.
“Kalau tidak salah kata salah seorang warga saya yang berada dekat dengan penampungan air itu, bahwa memang saat ini sedang ada perbaikan. Tetapi, dari proyek itu di kerjakan beberapa waktu lalu, saya sendiri belum pernah melihat ada papan plang proyek sebagai informasi oleh siapa perusahaan mana proyek itu dikerjakan maupun anggaran yang digunakan alias tidak jelas,” ucapnya.
Sementara itu, ketika wartawan Siber24jam.com hendak meminta keterangan terhadap pelaksana proyek penampungan air mengenai keterlibatannya, Anton enggan menjawab sampai berita ini diturunkan.
Hal serupa juga ditunjukkan oleh BK yang diketahui sebagai suami dari pemimpin nomor satu di Kabupaten Tanggamus, BK belum bisa dimintai keterangannya kaitan ini.
Selain itu, ketika siber24jam.com mengkonfirmasi kepada Wakil ketua II DPRD Tanggamus, yang beberapa waktu lalu berjanji akan melakukan investigasi langsung kelokasi mengenai proyek penampungan air itu, Kurnain kali ini seakan tidak berani berkomentar yang mana hanya membaca pesan dari wartawan saat menagih janjinya beberapa waktu lalu.
Sekedar diketahui, Masyarakat Desa Pampangan dan Sakapukha, Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, hingga kini mengeluhkan belum mengalirnya air dari bak penampungan yang telah dibuat oleh Dinas PUPR Kabupaten Tanggamus, di wilayah tersebut.
Menurut keterangan Kepala Desa Pampangan, Pathulilmi, pihaknya sendiri tidak mengetahui secara pasti proyek yang ia ketahui bernilai Rp1.3 miliar tersebut. Sebab, tidak ada papan proyek yang biasanya terpampang di lokasi proyek yang tengah dikerjakan.
“Yang saya tahu pelaksana proyek tersebut bernama Anton dan Dayat, saya tidak tau nama perusahaan pemborong proyeknya, papan proyek juga waktu pengerjaannya tidak ada. Saya dengar nilai proyeknya Rp1.3 miliar,” terang Pathulilmi kepada siber24jam.com, Rabu (25/05/2022) lalu.
Selain itu, Kepala Desa setempat juga mengungkapkan kekecewaannya karena proyek tersebut menyisakan banyak persoalan.
Salah satunya adalah banyak warga lokal yang ikut bekerja namun hingga hari ini tidak ada pembayaran kepada para pekerja.
Bukan hanya itu, ia pun mengaku beberapa pihak bahkan menanyakan soal pembayaran material bangunan yang juga hingga kini belum terbayarkan oleh pemborong yang mengerjakan proyek pengerjaan peembangunan bak penampungan air.
“Yang saya kecewa banyak warga saya yang menjadi pekerja di proyek tidak dibayar, dan banyak material bangunannya juga menyisakan hutang, mereka gak ngerti mau minta bayaran kesiapa pemborongnya tidak bertanggungjawab,” keluh Fathulilmi
Penulis: Nukman Santoso
Editor: Redaksi
-
Pertumbuhan Ekonomi Kota Bogor Diatas Nasional, Bima Arya Apresiasi Kadin
-
Carateker PAC Kecamatan Sepatan Gelar RPP Ranting dan PAC
-
Pemkab Bogor Raih Opini Kualitas Tertinggi dalam Pelayanan Publik Tahun 2023
-
Rudy Susmanto Tinjau Langsung Lokasi Bencana Alam di Desa Cimayang, Bogor Bersama Relawan Prabu F1 Milenial
-
Pimpin Apel Pagi Dikantor Kecamatan,Lurah Sukamulya:Ini Sebagai Sarana Melatih Disiplin Dan Tanggung Jawab Pegawai
-
Kepala Desa Se-Kecamatan Parung Panjang Sampaikan Keluhan Terhadap Praktik Wartawan Tanpa Etika
Berita Lainnya
Tags: 2022, Air, bupati, Bupati Tanggamus Dewi Handajani, Camat, Cukuhbalak, dinas PUPR, Dinas PUPR Kabupaten Tanggamus, DPR, DPRD, DPRD Tanggamus, Dugaan proyek di mark up di Kabupaten Tanggamus, Kabupaten tanggamus, Kecamatan Cukuhbalak, Kecamatan Limau Tanggamus, Lampung, MU, PAI, pemerintah, Pemkab, Pemkab Tanggamus, provinsi Lampung, proyek, Proyek penampungan, proyek penampungan air, Proyek penampungan air di Kabupaten tanggamus, Tanggamus, uang, wartawan