Jakarta, Siber24jam.com – Akbar Zulfakar, Ketua Harian Tim Pemenangan pasangan ASIH (Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie), menuai sorotan setelah pernyataannya yang menyebutkan bahwa peluang pasangan ASIH akan lebih baik jika berhadapan dengan Dedi Mulyadi daripada Ridwan Kamil (RK). Zulfakar menilai, tantangan menghadapi RK lebih berat, merujuk pada pengalaman Pemilu 2018. Namun, pernyataan ini dianggap oleh banyak pihak sebagai bentuk penghiburan diri di tengah situasi politik yang telah berubah drastis.
Daddy, seorang aktivis 98, secara tegas menyebut pernyataan Zulfakar sebagai “halusinasi politik.” Menurut Daddy, pernyataan tersebut tidak berdasarkan pada data atau kenyataan politik saat ini. Ia menyoroti perubahan besar di Jawa Barat dan kondisi PKS, terutama setelah partai tersebut memutuskan untuk tidak lagi mendukung Anies Baswedan, sosok yang sebelumnya berhasil mengamankan 31% suara di Jawa Barat pada Pemilu Presiden lalu. Keputusan ini telah membuat banyak pendukung Anies kecewa, terutama kalangan pemilih setia PKS yang melihat Anies sebagai bagian integral dari perjuangan mereka.
PKS, yang sebelumnya diperkirakan akan mengusung Anies dalam Pemilu DKI Jakarta, justru mengambil langkah yang menyakiti basis pemilihnya. Kekecewaan ini membuat para pendukung PKS yang juga merupakan pendukung Anies kini meragukan pilihan calon yang diusung oleh partai tersebut di Jawa Barat, termasuk pasangan ASIH.
Pada Pemilu 2018, PKS masih memiliki kekuatan politik yang solid dengan Ahmad Heryawan sebagai figur sentral. Namun, pada kontestasi kali ini, situasinya berbeda. Pemilihan gubernur dan wakil gubernur berlangsung bersamaan dengan pemilihan daerah lainnya, menyebabkan fokus PKS terpecah dan mengurangi efektivitas mesin politik mereka di Jawa Barat. Ditambah lagi, beberapa kader penting PKS yang sebelumnya menjabat kepala daerah kini tidak lagi aktif, sehingga kekuatan politik partai tersebut tereduksi.
PKS juga menghadapi tantangan besar akibat keterbatasan sumber daya setelah Pemilu Legislatif yang lalu, di mana kader-kader partai seperti NasDem dan PPP telah terkuras. Persiapan yang singkat menuju Pilkada, serta waktu kampanye yang terbatas, memperburuk situasi. Luasnya wilayah dan besarnya populasi Jawa Barat juga membuat upaya sosialisasi pasangan ASIH tidak berjalan optimal.
Beberapa hasil survei dari lembaga kredibel menunjukkan bahwa pasangan ASIH tidak menunjukkan tren positif di mata publik. Dalam pandangan Daddy, daripada memberikan pernyataan optimistis yang tidak berdasar, Zulfakar lebih baik fokus memperkuat konsolidasi tim pemenangannya.
Selain itu, keputusan PKS untuk tidak mendukung Anies Baswedan dalam kontestasi kali ini dinilai sebagai elemen yang memperlemah basis pemilih setia partai tersebut. Perubahan sikap politik elit PKS ini membuat partai tersebut berhadapan langsung dengan kekecewaan para pemilih loyal mereka. Apalagi, PKS kini bergabung dengan kekuatan politik yang justru dinilai mencederai harapan pendukung Anies di seluruh Indonesia.
Di Jakarta, pendukung Anies sudah mulai menunjukkan dukungan kepada pasangan calon yang bukan diusung oleh PKS. Ini, menurut Daddy, merupakan sinyal kuat bahwa PKS dan koalisinya akan kesulitan menjual pasangan ASIH di Jawa Barat. Harapan Akbar Zulfakar dan tim pemenangan untuk meraih hasil positif tampaknya akan sulit terealisasi, di tengah besarnya kekecewaan dari basis pemilih PKS.
-
Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Setujui Penyelesaian 9 Kasus Melalui Keadilan Restoratif, Termasuk Kasus Penggelapan di Temanggung
-
Pj. Bupati Bogor Terima Kunjungan Komisi VIII DPR RI: Kolaborasi Bansos dan Penanganan Bencana
-
Kalsel Sukses Gelar Porwanas XIV, Raih Trofi Juara Umum dan Promosikan Keindahan Meratus
-
Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto Pimpin Rapat Paripurna Penyampaian Empat Raperda
-
Kemendagri Gelar Bimtek, Dorong Pemda Gunakan SIPD RI
-
Dihadiri Gubernur Sumbar, IKM Kota Bogor akan Lantik 7 DPC