Breaking
Thu. May 1st, 2025

KH Achmad Yaudin Santri Harus Gagah dan Mandiri, Jangan Bergantung Apalagi Mengemis

BOGOR, Siber24jam.com – Dalam tausiah khazanah yang diselenggarakan secara daring dari Gedung DPRD Kabupaten Bogor pada Minggu (14/4/2024), ulama karismatik KH Achmad Yaudin Sogir menyampaikan pesan mendalam mengenai pentingnya penampilan dan kemandirian santri di era modern. Dalam kajiannya, beliau mengajak para santri untuk tampil gagah, percaya diri, dan tidak bergantung kepada orang lain, apalagi sampai merendahkan martabat diri demi mendapatkan simpati.

“Seorang santri harus berpenampilan gagah dan kaya. Jangan sampai tampil melas, apalagi sampai ngemis-ngemis,” tegas KH Achmad Yaudin dalam kajian tersebut yang disiarkan secara langsung melalui berbagai kanal daring.

Tausiah ini menjadi pengingat penting bagi para santri dan umat Islam pada umumnya bahwa kemandirian, baik secara ekonomi maupun sosial, merupakan bagian dari upaya menjaga kemuliaan ilmu dan kehormatan diri sebagai seorang yang berilmu.

Untuk memperkuat pesannya, KH Achmad Yaudin mengutip pernyataan ulama besar Imam Asy-Syathibi yang berbunyi:

قال الإمام الشاطبي: لابد للعالم من المال والجاه حتى لا يذل لأحد ولا يحتاج لأحد

Artinya: “Seorang alim (orang berilmu) harus memiliki harta dan kedudukan (status sosial) agar tidak direndahkan oleh siapa pun dan tidak bergantung kepada siapa pun.”

Menurut beliau, seorang santri atau ulama yang berilmu tidak cukup hanya dengan memperdalam agama, namun juga harus mampu menjaga harga diri melalui usaha ekonomi dan posisi sosial yang kuat. Hal ini bukan semata-mata demi pencapaian duniawi, melainkan untuk menjaga agar ilmu tidak diperjualbelikan atau ditundukkan oleh kepentingan materi.

KH Achmad Yaudin juga mengutip hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

“Sesungguhnya tangan di atas (yang memberi) lebih baik daripada tangan di bawah (yang meminta). Mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baik dinar yang dinafkahkan oleh seseorang adalah dinar yang dinafkahkan untuk keluarganya, dan dinar yang dinafkahkan kepada hewan tunggangannya di jalan Allah, serta dinar yang dinafkahkan kepada sahabatnya di jalan Allah.” (HR. Muslim, no. 1034)

Melalui hadis ini, KH Achmad Yaudin menegaskan bahwa memberi lebih mulia daripada meminta. Seorang santri yang menuntut ilmu harus tetap memperhatikan kondisi ekonominya agar tidak menjadi beban, baik bagi orang lain maupun bagi agamanya sendiri.

“Jangan sampai karena tak punya harta, akhirnya santri atau orang alim justru ikut-ikutan mencari muka atau bahkan kehilangan prinsip,” tandasnya dengan nada tegas namun penuh kasih.

Tausiah yang berlangsung sekitar satu jam ini mendapatkan sambutan hangat dari para peserta daring yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Banyak peserta menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas pengingat yang disampaikan, bahwa kekuatan ilmu harus sejalan dengan kekuatan akhlak, martabat, dan kemandirian dalam hidup.

Pesan yang disampaikan KH Achmad Yaudin menjadi oase spiritual di tengah tantangan zaman, sekaligus menjadi motivasi bagi para santri untuk tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki kemampuan untuk berdikari dan berkontribusi secara positif di tengah masyarakat.

By Siber 24 Jam

Klik juga link medsos siber24jam.com di bawah

Related Post

WordPress Ads