Bogor, Siber24jam.com – Dugaan kasus bullying yang dialami seorang siswi kelas 10 di salah satu SMA Negeri di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, menjadi perhatian serius Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bogor. Kepala Dinsos Kabupaten Bogor, Farid Ma’rup, langsung turun tangan menangani laporan ini dengan respons cepat bersama timnya.
Kasus ini mencuat setelah korban, sebut saja Mawar (bukan nama sebenarnya), melapor ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bogor. Korban mengaku mengalami perundungan akibat tuduhan menghilangkan uang kas sekolah, yang kemudian membuatnya mengalami diskriminasi hingga terpaksa berhenti sekolah selama lebih dari sebulan.
“Anak saya sampai tidak berani sekolah selama 1,5 bulan karena mentalnya terganggu akibat perlakuan teman-temannya,” ungkap Joko Umbaran, ayah korban.
Farid Ma’rup langsung berkoordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Babakan Madang dan Ketua LBH Bogor, Irawansyah, untuk mencari solusi. Tidak hanya itu, Farid bersama tim Dinsos menyambangi rumah korban di Desa Babakan Madang untuk memberikan dukungan moral.
“Kami ingin anak ini kembali percaya diri dan berani kembali ke sekolah tanpa rasa takut,” ujar Farid. Selain itu, pihak Dinsos memberikan bantuan sembako dan santunan kepada keluarga korban.
Tidak berhenti di situ, Farid juga mendatangi sekolah korban untuk memberikan arahan langsung kepada para siswa. Ia menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan yang inklusif dan menghargai sesama.
“Saya minta seluruh siswa di sini tidak melakukan diskriminasi atau bullying terhadap teman-teman. Semua siswa berhak diperlakukan dengan baik, tanpa memandang latar belakang ekonomi atau apapun,” tegasnya.
Farid pun mengingatkan bahwa jika kasus serupa terulang di Kabupaten Bogor, pihaknya tidak akan segan membawa masalah ini ke jalur hukum.
“Kasus ini harus menjadi pelajaran. Jangan sampai ada lagi bullying di sekolah. Jika terjadi lagi, kami tidak akan ragu membawa pelakunya ke pengadilan,” tegasnya.
Ketua LBH Bogor, Irawansyah, mengapresiasi langkah cepat Kadinsos dalam menangani kasus ini. “Dalam waktu singkat, masalah ini bisa diselesaikan dengan baik berkat koordinasi yang cepat antara LBH dan Dinsos,” katanya.
Joko, ayah korban, juga menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan yang diberikan. “Saya bersyukur karena kasus ini ditangani dengan cepat. Anak saya kini sudah mulai merasa tenang dan siap kembali ke sekolah,” tuturnya.
Kasus ini menjadi contoh nyata pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam menangani isu bullying, serta langkah proaktif pemerintah dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman.