Jakarta, Siber24jam.com- Umat Islam dari seluruh Jabodetabek dan berbagai kota lainnya akan menggelar ‘Aksi Tolak Israel Pada Olimpiade 2024’ yang dikoordinasi oleh Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARIBP). Aksi tersebut akan dilaksanakan pada Minggu, 21 Juli 2024, mulai pukul 05.30 WIB, dan dipusatkan di kawasan Patung Kuda, Jakarta.
Sekretaris ARIBP, Oke Setiadi, mengundang berbagai ormas Islam untuk turut serta dalam aksi ini. Di antara ormas yang diundang adalah Wahda Islamia, Persis, Muhammadiyah, NU, FPI, dan lainnya.
Wakil Ketua MPR Dr. H. Muhammad Hidayat Nur Wahid, MA (HNW) menyambut baik rencana aksi tersebut. Kepada wartawan setelah menerima delegasi Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri (BEMUIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 19 Juli 2024, di Ruang Kerja Pimpinan MPR, Lt.9, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, HNW menyatakan bahwa ‘Aksi Tolak Israel Pada Olimpiade 2024’ merupakan implementasi pelaksanaan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. “Konstitusi kita mengamanatkan bangsa Indonesia untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,” ujar politisi PKS tersebut.
Olimpiade merupakan ajang pertandingan berbagai macam cabang olahraga dengan peserta dari anggota IOC (International Olympic Committee). Tahun ini olimpiade digelar di Paris, Perancis, dan merupakan olimpiade ke-33 sejak pertama kali diadakan pada tahun 1896. Visi olimpiade adalah membangun perdamaian abadi, kehidupan yang harmonis, keadilan, dan kemanusiaan.
Berdasarkan visi olimpiade yang tertuang dalam Piagam Olimpiade (Olympic Charter), HNW menekankan bahwa ‘Aksi Tolak Israel Pada Olimpiade 2024’ bertujuan mengingatkan IOC untuk melaksanakan prinsip-prinsip tersebut. “Yakni pesta olahraga dunia yang menghadirkan kemanusiaan, perdamaian abadi, sportivitas, dan keadilan,” tegasnya.
HNW, yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor, mengingatkan bahwa IOC pernah melarang Afrika Selatan ikut olimpiade karena politik apartheid. Setelah negara tersebut meninggalkan politik apartheid, IOC baru memperkenankan Afrika Selatan ikut kembali.
HNW juga mencontohkan bahwa FIFA pernah melakukan tindakan serupa. Ketika Rusia melakukan serangan militer ke Ukraina, FIFA mem-banned Rusia dari berbagai pertandingan internasional sepakbola.
“Israel melakukan politik yang lebih kejam daripada apartheid, maka seharusnya Israel juga di-banned baik oleh IOC maupun FIFA,” tegas HNW. Dia menambahkan, “Rusia melakukan invasi militer ke Ukraina sekitar dua tahun lalu sudah di-banned. Israel sudah menjajah dan melakukan kejahatan kemanusiaan sejak tahun 1948, jadi sudah seharusnya negara itu di-banned.”
Fakta sejarah ini menjadi dasar bagi ARIBP dan masyarakat untuk mengingatkan IOC dan FIFA agar konsisten dengan tindakan yang pernah mereka ambil terhadap Afrika Selatan dan Rusia.
HNW berharap Indonesia yang berpartisipasi dalam Olimpiade Paris juga mengingatkan IOC untuk tidak hanya menyelenggarakan pesta olahraga, tetapi juga menegakkan prinsip sportivitas, keadilan, dan kemanusiaan dengan melarang Israel ikut olimpiade Paris 2024.
Aksi yang akan digelar bersamaan dengan car free day ini diharapkan berjalan lancar tanpa hambatan. HNW menekankan bahwa isu yang diangkat sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia yang tegas membela Palestina serta menolak kejahatan dan penjajahan Israel. “Tolak Israel Pada Olimpiade 2024 sangat sejalan dengan sikap pemerintah Indonesia,” ujarnya. Dia berharap aksi damai tersebut tidak dihalangi dan bahkan dibantu untuk sukses, karena sesuai dengan konstitusi dan sikap dasar pemerintah Indonesia.